4.02.2011

label

cap, label, saya ga suka itu.
tapi apa daya, kayanya dijidat saya ini udah ditempeli label "sakit". juga mungkin di punggung saya. jadi dari depan maupun belakang, semua orang sudah bisa membaca tulisan ini.
Label tentu saja membawa dampak yang besar dalam kehidupan seseorang. Bayangkan saja, seorang Mantan Napi selamanya akan tercap sebagai "mantan napi", dan dia dipandang sebagai orang jahat walaupun dia sudah berusaha memperbaiki dirinya. itulah kekuatan label.
Dan disinilah label "sakit" itu menjadi sakti. Kadang menguntungkan, tapi akhir-akhir ini menjadi merugikan.
Suatu ketika, waktu diantrean fotokopi, karena label tadi, saya pernah didahulukan daripada pelanggan lain yang antri. Juga untuk hal-hal kecil lainnya.
Dan label itu pun kini membawa dampak yang negatif dalam kehidupan saya. Bahwa sesungguhnya, sakit saya memang sakit yang ga bisa disembuhkan. tapi saya sebagai pasien, bisa mengatur agar tetap bisa hidup yang berkualitas. Sayangnya, ga semua orang ngerti ini. Dan, urusan mencari pekerjaan pun menjadi susah. Why? karena banyak perusahaan minta pegawainya sehat.
Buat saya, saya ini ga sakit. Bahkan saya bisa bekerja layaknya orang-orang yang ga punya label "sakit". Tapi data laborat memang tidak bisa bohong. apa dayalah.
Dan rasanya sedih sekali ketika orang-orang di sekitar saya justru terasa "melemahkan" walaupun sebenernya mereka "kasihan" sama saya.
saya ga mau dikasihani, saya cuma ingin dimengerti.
hah, sudahlah.

Entahlah.

alhamdulillah, akhirnya saya melewati satu tahapan besar dalam pendidikan.
Sarjana.
Ini untuk ibu, bapak, kakak2 saya, dan juga, pacar serta sahabat saya.
lalu, untuk saya sendiri yang mana?
entah.